Likes: 0

Call Center : +112

BERITAMAGELANG.ID - Selain erupsi Merapi, berdasar penelitian geologi ditemukan risiko bencana lain di wilayah Kabupaten Magelang, yakni pergerakan sesar aktif.

Bukti keberadaan sesar aktif itu tersebar di sejumlah lokasi, mulai dari pemukiman warga hingga bantaran sungai di sejumlah kecamatan.

Hal tersebut mencuat dalam Dialog Kebencanaan Pengurangan Resiko Gempa Bumi dan Likuifaksi Akibat Sesar Lokal yang digelar BPBD Kabupaten Magelang dengan akademisi dan unsur lainnya, Rabu (25/6/2025).

"Sesar itu banyak ditemukan, kita urut dari alur-alur sungai dalam penelitian danau Borobudur," kata Dosen Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Helmy Murwanto sebagai narasumber kegiatan tersebut.

Pada titik tertentu, lanjutnya, penelitian menemukan sisa likuifaksi gaya tektonik yang dimanifestasikan sebagai gempa bumi, diikuti aktivitas sesaat hingga posisi sesar sudah tidak utuh yang membentuk garis horizontal di alur-alur sungai.

Pergerakan tanah intensitas besar pada masa silam itu dimungkinkan memicu kerusakan struktur bangunan sejumlah candi, termasuk Borobudur.

"Dari pergerakan sesar itu banyak muncul sumber mata air asin, mata air hangat. Air asin tersebut bersumber dari air laut yang terjebak di bawah lapisan tanah," jelas Helmy.

Lebih jauh ditambahkan, analisa untuk menentukan potensi bahaya, jenis dan alur garis pergerakan sesar terkendala banyak endapan material tanah yang menutupnya.

Namun, gempa tektonik dari pergerakan sesar masih dapat terjadi setiap waktu.

"Gempa darat (masih bisa terjadi), kekuatannya bisa besar sekali kalau dangkal bisa merusak bangunan," terang Helmy.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada BPBD Kabupaten Magelang, Teguh Hardiyono menjelaskan  dialog kebencanaan ini guna membangun kesadaran bahwa di wilayah Kabupaten Magelang berdasarkan keberadaan sesar itu nyata adanya. Fakta tersebut berasal dari identifikasi awal BPBD di wilayah Magelang bagian selatan.

"ini perlu disikapi bagi semua stakeholder dan pentahelix kita libatkan semuanya," katanya usai acara tersebut.

Target dari dialog dan kajian ini, lanjut Teguh, adalah peta struktur sesar di Kabupaten Magelang. Nantinya, peta tersebut bisa menjadi masukan para pengambil kebijakan dalam menyusun perencanaan pengembangan wilayah daerah mana yang layak dikembangkan pemukiman, kawasan industri, pemerintahan dan sebagainya.

Peta berdasar hasil kajian potensi bencana atau kajian di bawah permukaan itu ke depan diharapkan perlindungan kepada masyarakat terhadap risiko bencana gempa bumi dari aktivitas sesar bisa akomodir dan diwariskan ke generasi selanjutnya.

"Karena namanya gempa bumi kita tidak tahu kapan terjadi yang pasti kita harus berupaya untuk melakukan mitigasi, meminimalisir risiko dengan mengetahui risiko, lokasi dan tingkat daya rusaknya seperti apa, itu yang menjadi PR kita saat ini," pesannya.

Wahyu Hidayat
Creator
  • Categories: Berita Magelang
  • Created At: Kamis, 26 Juni 2025