Likes: 0

Call Center : +112

BERITAMAGELANG.ID - Festival Lima Gunung (FLG) kembali akan digelar. Tahun ini, perhelatan FLG memasuki tahun ke 18 dan akan diselenggarakan selama tiga hari pada Jumat-Minggu (5-7 Juli 2019).


Pesta orang desa dari lima gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh ini bakal digelar di dusun Tutup Ngisor Desa Sumber Dukun Kabupaten Magelang.


Penanggung jawab FLG ke 18, Sitras Anjilin yang ditemui di Padepokan Seni Tjipto Boedojo Tutup Ngisor, Kamis (27/6) mengatakan, FLG tahun ini bakal diisi oleh 77 kelompok kesenian. Selain dari lima gunung di Kabupaten Magelang, juga dari berbagai kota di Jawa dan luar Jawa, ada pula kelompok Kaori Okado Jepang dan Victory Australia.


Menurut Sitras yang kini memimpin padepokan Tjipto Boedojo, penyelenggaraan FLG di Tutup Ngisor akan diadakan ketiga kalinya.


"Dulu FLG yang ke 7 dan setelahnya tahun berapa agak lupa," ujarnya.


Semua warga Tutup Ngisor ikut mendukung pesta seni rakyat desa ini. Hal itu dibuktikan dengan kerelaan warga menyediakan penginapan secara gratis kepada para pengisi kesenian maupun tamu. Mereka juga rela bergotong royong membuat panggung di lapangan dusun setempat.


Untuk penginapan, sudah ada 60 rumah milik penduduk yang siap menampung tamu. Sedangkan untuk panggung utama dibuat berukuran 8x8 meter. Panggung ini berlatar belakang burung Garuda yang merupakan lambang Negara. Ukuran Garuda mencapai 10 meter terbuat dari bahan alam seperti bambu, blarak atau daun kelapa dan daun salak. Semua bahan untuk membuat panggung berasal dari desa ini. Konsep membuat panggung dibuat oleh seniman Ismanto dibantu Sujono Keron.


Sitras menambahkan, tema dari FLG ke 18 adalah "Gunung Lumbung Budaya". Tema ini sengaja diambil mengingat budaya hingga saat ini masih bertahan di pedesaan.


"Kita merasa bahwa budaya itu ada di desa yang identik dengan gunung. Dengan masih adanya budaya di desa, kita berharap orang-orang perkotaan mau datang ke desa untuk mengetahui budaya yang ada di sini," paparnya.


Laki-laki berambut gondrong ini menjelaskan, diambilnya tema itu mengingat kondisi bangsa Indonesia saat ini mengalami penurunan moral.


"Moral bangsa menurun karena budayanya menurun. Tapi kalau kalau budayanya tinggi, moralnya juga tinggi.Menurut saya, budaya itu adalah peradaban. Kalau peradaban menurun maka martabat orang akan menurun karena tidak berbudaya," tandasnya.


Kurniawati
Creator
  • Categories: Berita Magelang
  • Created At: -