BERITAMAGELANG.ID - Jemaat Gereja Kristen Jawa Mertoyudan menggelar perayaan Unduh-unduh sebagai bentuk rasa syukur atas penghasilan tahun ini. Upaya memelihara kebudayaan Jawa.
Perayaan Unduh-unduh diadakan di Dusun Gledeg, Desa Podosoko, Kecamatan Candimulyo. Di dusun ini terdapat Gereja Kristen Jawa Pepanthan Podosoko yang menginduk pada GKJ Mertoyudan.
Menurut Pendeta GKJ Mertoyudan, Johan Budiman, Unduh-unduh mengekspresikan rasa syukur pada Tuhan.
"Biasanya karena memperoleh hasil bumi atau panen yang melimpah," ungkap Pendeta Johan Budiman, Minggu (6/7/2025).
Namun, seiring perkembangan zaman, jemaat yang terlibat dalam perayaan Unduh-unduh tidak terbatas pada para petani. "Kemudian ada perkembangan, Unduh-unduh bisa juga wujud syukur karena mendapatkan penghasilan dari gaji," katanya.
Rangkaian Pentakosta
Perayaan Unduh-unduh di Dusun Gledeg dirangkai dengan perayaan Pentakosta. Hari Pentakosta ditetapkan 50 hari setelah perayaan Paskah atau 10 hari setelah Kenaikan Yesus Kristus.
Periode tersebut dikenal sebagai bulan Pentakosta yang diperingati setiap Juni. Umat Kristen biasanya mengadakan berbagai kegiatan yang menggambarkan kegembiraan atas turunnya roh kudus ke dunia.
"Kami meyakini bahwa apa yang kami dapat bukan hanya karya manusia, tapi semua berkat roh dari Tuhan yang memampukan. Menjadikan kami mampu mendapat hasil panen, sehingga patut dirayakan bersama," ujar Pendeta Johan Budiman.
Menurut ketua pelaksana Unduh-unduh jemaat GKJ Mertoyudan, Wardoyo, perayaan ini rutin dilakukan setiap tahun. Namun, setiap tiga tahun sekali, perayaan digelar besar-besaran dengan mengadakan kirab gunungan hasil bumi.
"Perayaan Unduh-unduh itu diadakan setahun sekali yang kurang lebih pada bulan Pentakosta. Kami merayakan di Gereja Kristen Jawa Pepanthan Podosoko tiga tahun sekali. Biasanya kita rayakan dengan kirab," jelasnya.
Pelaksanaan kirab membutuhkan persiapan yang panjang, sehingga arak-arakan gunungan tidak bisa digelar setiap tahun.
"Kadang kita hanya mengadakan pentas seni. Tahun ini ada kirab dan pentas seni. Saya berharap acara ini bisa terselenggara rutin tiga tahun sekali," harapnya.
Kerukunan Beragama
Menurut Wardoyo, persiapan acara melibatkan seluruh umat lintas agama warga Dusun Gledeg, Desa Podosoko, Candimulyo. Mereka terlibat dari mulai membersihkan lokasi acara, mendirikan tenda untuk tamu undangan, hingga menyiapkan pertunjukan kesenian tradisional.
"Kami seluruh warga desa tanpa memandang agama, bersatu. Ini situasi yang sangat indah. Warga setempat tanpa pandang bulu ikut bergabung. Di desa kami ada Muslim, Kristen, dan Katolik. Sudah biasa kerja sama," ujar Wardoyo.
Sekitar 400 jemaat GKJ Mertoyudan, Pandansari hadir pada kirab gunungan hasil bumi. Setelah dikirab, gunungan berupa sayuran akan dibagikan kepada warga sekitar. Sebagian lagi dilelang sebagai persembahan untuk gereja.
Setelah prosesi pemberkatan di gereja selesai, rangkaian acara dilanjutkan pertunjukan seni dari warga Desa Podosoko. Kelompok seni tradisional Gedruk, Topeng Ireng dan Warok dari Kenalan, Kecamatan Pakis turut meramaikan acara.