Likes: 0

Call Center : +112

BERITAMAGELANG.ID - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Magelang mengajak pemuda di semua komunitas untuk bergerak melakukan pendampingan belajar bagi para siswa. Hal ini disebabkan tidak setiap orang tua siswa memiliki waktu dan kemampuan untuk mendampingi anak-anaknya belajar.


Ketua KNPI Kabupaten Magelang Ariyanto, mengatakan, sudah dua bulan sejak dimulainya tahun pelajaran baru 2020/2021 siswa merasakan sekolah jarak jauh. Ada yang menggunakan media pembelajaran dengan sistem dalam jaringan (daring), namun juga ada yang belajar dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam bentuk cetak.


Kondisinya berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain. Begitu pula dalam pemberian fasilitas sambungan internet berupa pulsa, ternyata masih ada siswa dari beberapa sekolah yang belum mendapatkan. Padahal dalam Permendikbud Nomor 19 Tahun 2020 sudah diatur menggunakan dana BOS untuk menunjang proses belajar mengajar dalam jaringan. Termasuk memberikan bantuan pulsa adalah yang diperbolehkan.


"Kami merasa prihatin dengan keadaan ini (kesulitan belajar). Maka kami dorong KNPI Kecamatan, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Karang Taruna serta Lembaga Pemberdayaan Pemuda Desa untuk meringankan beban masyarakat dengan cara mendampingi anak-anak belajar. Jika memungkinkan fasilitasi dengan berbagi sambungan internet" ucap Ketua KNPI Kabupaten Magelang Ariyanto, saat ditemui Reporter BM.


Menurut Ari, pemerintah bisa menggandeng semua potensi yang bisa diberdayakan seperti PKK, Karang Taruna, OKP dan Relawan yang lain untuk mendampingi siswa dan orang tuanya.


Persoalan lain yang ditemui saat melakukan pendampingin di salah satu rumah warga di Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid pada hari Kamis, tanggal 3 September 2020 adalah orang tua atau wali siswa yang sudah mulai kewalahan mendampingi belajar karena tidak terbiasa. Sementara itu orang tua siswa juga harus bekerja.


Salah satu orang tua siswa, Sulastri menyebutkan bahwa pelajaran sekarang berbeda dengan zamannya sekolah dulu. Ini juga yang menjadi kendala di masyarakat.


"Saya bingung mendampingi belajar cucu saya karena pelajarannya berbeda dari zaman saya sekolah dulu," ungkap Sulastri.


Salah satu relawan pengajar Ferry, menyampaikan bahwa dibutuhkan kesabaran untuk mendampingi anak-anak belajar. Selain karena kurikulumnya baru, mereka (siswa) tergoda ingin segera main. "Para pelajar sudah mulai merasa bosan dengan cara belajar semacam ini." ucap Ferry yang juga aktif di KNPI Kabupaten Magelang.


Selain itu Ferry menyampaikan bahwa kebijakan satu sekolah dan sekolah yang lain berbeda, ada yang tidak berani tatap muka dengan siswa, namun ada beberapa yang secara diam-diam guru melakukan pendampingan belajar ke rumah-rumah.


"Harapan kami adalah kebijakan dan kontrol yang jelas bagi sekolah agar sama dalam mendampingi siswa belajar. Dengan pola yang sama dapat mengurangi kecemburuan sosial  antar pelajar yang berbeda sekolah dan kebijakannya," ungkap Ferry.

Chandra Yoga
Creator
  • Categories: Berita Magelang
  • Created At: -