BERITAMAGELANG.ID - Upaya pengendalian tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Magelang terus diperkuat melalui berbagai strategi dan edukasi publik. Dalam sebuah kegiatan edukatif yang menghadirkan dua narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang memaparkan situasi terkini dan tantangan dalam pengendalian TBC. Sementara seorang dokter spesialis paru meluruskan berbagai mitos yang masih beredar di masyarakat.
Tantangan Pengendalian TBC di Kabupaten Magelang
Radita, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, mengungkapkan bahwa pada 2025, estimasi kasus TBC di Kabupaten Magelang mencapai 2.196 kasus, dengan cakupan pengobatan (treatment coverage) baru menyentuh 28%. Jumlah ini masih jauh dari target ideal.
"Masih ada gap besar antara jumlah kasus terduga dan yang berhasil diperiksa serta diobati,"Â ujarnya di Aula Balai Kesehatan Masyarakat wilayah Magelang, Kamis (19/6/2025).
Dari total 10.695 estimasi terduga, hanya 4.844 yang telah diperiksa, atau sekitar 45% sesuai target triwulan kedua. Selain itu, kasus TBC Resistan Obat (RO) juga menjadi perhatian, dengan 3 kasus yang sudah terkonfirmasi.
Capaian indikator lainnya seperti investigasi kontak, pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT), dan keberhasilan pengobatan juga masih di bawah target. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Magelang masih menghadapi tantangan besar, baik dalam hal deteksi dini, capaian pengobatan, maupun keterlibatan masyarakat.
Meluruskan Mitos: Fakta Medis dari Spesialis Paru
Sesi kedua diisi oleh dr. Wildan Ferdian, Sp.P, yang mengangkat tema "Mitos dan Fakta tentang TBC". Ia menjelaskan bahwa banyak masyarakat masih percaya bahwa TBC adalah penyakit keturunan, menular melalui peralatan makan, atau hanya menyerang paru-paru.
"TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, dan bisa menyerang organ lain seperti otak, tulang, bahkan mata," jelasnya.
Ia juga membantah mitos bahwa merokok menyebabkan TBC secara langsung. Namun, merokok memang meningkatkan risiko infeksi karena melemahkan sistem imun dan merusak saluran pernapasan.
Salah satu hal yang ditekankan adalah keberadaan TBC laten, yaitu kondisi di mana seseorang telah terinfeksi namun belum menunjukkan gejala sakit.
"Sekitar 1 dari 3 orang di dunia mengalami infeksi laten, dan 5-10% bisa berkembang menjadi penyakit TBC aktif," terangnya.
Dokter Wildan juga menekankan pentingnya pengobatan tuntas, meskipun gejala mulai hilang setelah dua minggu. Ia menyayangkan masih adanya anggapan bahwa pengobatan bisa dihentikan begitu merasa sehat.
Komitmen Menuju Eliminasi TBC 2027
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen bersama menuju eliminasi TBC di Kabupaten Magelang tahun 2027. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang terus menggalakkan skrining aktif di populasi khusus, memperluas pemberian TPT, dan mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma serta meningkatkan kesadaran.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan beban TBC di Kabupaten Magelang dapat ditekan secara signifikan menuju target eliminasi nasional.